Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo : Cerita & Galeri

8:42:00 PM 25 Comments A+ a-

Gunung Merbabu merupakan salah satu gunung di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.142 M dpl pada puncak Kenteng Songo. Menurut sumber (merbabu.com) Gunung Merbabu ini berasal dari kata "meru" yang artinya gunung dan "babu" yang berarti wanita. Jika digabungkan maka arti kata merbabu adalah "Gunung Wanita". Gunung Wanita?? *force to positive thinking*
(Baca juga : Predikat "Orang Jahil" Cocok Disandang Olehmu yang Pernah Melakukan Ini )
30 Pendaki Merbabu
Nah beberapa waktu yang lalu, saya dan teman-teman saya mengadakan "munggah bareng" gunung merbabu pada tanggal 12 dan 13 Desember 2015.
Peserta yang mengikuti acara ini adalah sekitar 30 orang yang terdiri dari T.industri undip angkatan 2014, 2013, dan kakak 2012.

Berikut adalah beberapa informasi dan cerita kami menaiki gunung tertinggi di Jawa Tengah ini:

Pendakian Merbabu Jalur Selo : Dari Semarang Menuju Boyolali
Kami berangkat dari Tembalang Semarang menuju basecamp pendakian jalur Selo yang berada di Boyolali. Perjalanan kami mulai pukul 10 pagi dari lokasi titik kumpul di Tembalang dengan menggunakan Sepeda motor. Sebenarnya perjalanan Semarang-Boyolali tidaklah terlalu lama, namun karena saat ditengah perjalanan terdapat motor teman kami yang bocor dan cuaca yang tidak mendukung (hujan lebat) membuat kami sering menepi dan menunda perjalan selama beberapa saat. Akhirnya kami sampai di basecamp pendakian jalur selo sore hari sekitar pukul 15.00.
(Baca Juga : Uang Jajanmu akan Bertambah hanya dengan ISI SURVEY )
Sobat Alam

Cek Perlengkapanmu Sebelum Munggah "Gunung Wanita" Ini
Ada baiknya selalu sediakan jas hujan jika ingin pergi naik gunung. Bawa pelengkapan pendakian serta perlengkapan pribadi yang cukup misalnya tenda, tas kerier, nesting, senter sleeping bag,  dan pakaian hangat. Jangan lupa untuk membawa bekal yang mengenyangkan seperti roti, sarden, mie, maupun coklat. Air putih 2x1,5 liter serta obat-obata pribadi. Siapkan juga kendaraan yang tangguh untuk tanjakan karena jalur menuju basecamp cukup curam. Saat itu kami rata-rata pakai motor matic, alhasil pembonceng harus rela turun dan berjalan kaki jika motor tidak kuat menanjak.

Tak Perlu Kuatir Mengenai Budget, Untuk "Menikmati Keindahannya" Kamu Hanya Perlu Merogoh Sedikit Kroscek
FYI, untuk info biaya mendaki gunung merbabu tidaklah mahal. Kami hanya patungan Rp.50.000 untuk menyewa perlengkapan camping, tiket masuk, serta 3x makan di merbabu. Untuk biaya bensin, saya menghabiskan kurang lebih Rp.25.000 untuk berangkat dan Rp.25.000 untuk pulang ke Tembalang. Namun ongkos bensin ini ditanggung oleh 2 orang (pengendara dan pembonceng) sehingga 1 orang hanya butuh Rp.50.000 + Rp.25.000 bensin = Rp,75.000. Sangat terjangkau bukan untuk menikmati panorama alam yang sangat indah.


Memulai Pendakian Dengan Berdoa: Dari Basecamp Hingga Nge-Camp di Pos 3
Saat sampai di Basecamp Pendakian jalur Selo pukul 15.00 cuaca masih hujan. Kami beristirahat dahulu sambil memesan beberapa makanan hangat seperti nasi goreng dan mie kuah sembari menunggu hujan berhenti turun. Pukul 17.30 hujan sudah mulai mereda namun masih terasa gerimis empuk nan mesra. Dengan kondisi seperti itu, kami memutuskan untuk berangkat pendakian dimulai sesudah sholat maghrib. Seusai sholat maghrib, kami siap-siap dan memulai pendakian dengan membawa senter sebagai alat penerangan.
Bagi yang belum terbiasa menaiki gunung, sebaiknya persiapkan kebugaran tubuh kamu, karena menurut saya perjalanan dari basecamp ke pos 3 cukup panjang dengan jalur yang terus menanjak. Kami berjalan dengan santai dan beberapa kali beristirahat untuk melepas dahaga. Alhamdulillah selama pendakian ke pos 3 cuaca sangat cerah dengan sinar bulan yang benderang. Akhirnya kami sampai di pos 3 kalo tidak salah sekitar pukul 23.00. Kamipun memasang tenda dan memasak mie goreng dan air hangat sebagai makan malam. Kegiatan selanjutnya adalah Tidur. Jangan lupa untuk membawa Sleeping bag agar tidurmu nyanyak karena cuaca di merbabu sangat dingin.

Dari Pos 3 Menuju Ke Puncak Merbabu : Bagai Meraih Cita-Cita, Walau Lelah Tetap Lanjut Hingga Tercapai
Pagi harinya, kami bangun kesiangan dari rencana untuk bangun dan memulai perjalanan ke puncak pukul 05.00, namun kami baru bangun pukul 07.00. Kegiatan kami awali dengan memasak sarden, sosis, mie, serta roti sebagai sarapan pagi.
Kami bersiap dan memulai perjalanan ke puncak pukul 08.00. Dari 30 orang yang ikut dan sampai di pos 3, hanya 9 orang saja yang melanjutkan perjalanan ke puncak, 21 orang lainnya memilih untuk stay di tenda. Bekal kami ke puncak hanya satu ransel dengan isi roti, coklat, makanan ringan serta 3 botol air putih 1,5 liter untuk kami ber 9.
(Baca juga : Convert PDF to Word Tak Lagi Susah dengan Cara Ini)
9 orang yang ikut ke puncak
Terdapat tiga bukit yang harus kita daki untuk mencapai puncak. Dari post 3 kita mendaki bukit pertama melalui jalur yang cukup curam berbatu dan lumpur. Dibalik bukit ini, terdapat padang sabana 1 dengan pemandangan yang indah. Butuh konsentrasi ekstra karena jalur tergolong cukup ekstim. Pastikan kamu memakai sandal atau sepatu anti selip agar tidak licin. Setelah berjuang akhirnya kita sampailah di padang sabana 1. Kamipun berfoto-foto dahulu sembari melepas dahaga.
cover telenofela
cover drama turki
Setelah puas berfoto di sabana 1, perjalanan kami lanjutkan ke sabana 2. Untuk mencapai sabana 2 ini kami harus melalui bukit lagi dengan tanjakan dan turunan yang cukup curam juga. Akhirnya kami berhasil sampai di sabana 2 dengan beberapa kali istirahat ditengah perjananan. Dan lagi, foto-foto
Lagi eek
Lagi bertelur
:D
Perjalanan menuju puncak tinggal selangkah lagi. Dari sabana 2, kita memerlukan pendakian satu kali lagi untuk pencapai puncak. Jalur yang ditempuh cukup ekstrim karena curam, berbatu, dan berpasir. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya rasa lelah kami terbayar : PUNCAK!!
Sayang sekali saat di puncak, pemandangan tertutup kabut. Sesekali kabut menghilang, namun datang kembali, dan silih berganti datang dan kembali lagi. Ya Walau seperti itu, namun kabut tidak menghilangkan rasa bahagia dan syukur kami. Alhamdulillah.

tebak lagi ngapain
Setelah Naik Gunung, Jangan Lupa Untuk Turun : Inilah Tantangan Sebenarnya
Senang sekali rasanya dapat mencapai puncak gunung merbabu. Beberapa saat setelah kita berfoto dan merayakan euforia mencapai puncak, cuaca mendung dan gerimis segera menyergap. Kamipun segera bergegas untuk turun. Namun ditengah perjalanan menuju padang sabana 2, hujan turun dengan deras, kamipun basah kuyup karena tidak ada tempat berteduh. Kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan agar badan tetap bergerak untuk menghindari hipotermia akibat cuaca dingin.  Dengan susah payah kita merangkak dan ngesot untuk menuruni puncak karena jalur menjadi sangat licin akibat hujan. Akhirnya kita sampai lah di Sabana 2.
(Baca juga : Acer Liquid Z320, Smartphone yang Aman untuk Anak)
Ciluk ba
merdeka
Disana kami berteduh di tenda salah satu pendaki lain yang sedang nge-camp di sabana 2. Untuk mas pendaki yang menawarkan tumpangan berteduh kami ucapkan terimakasih. Disini kami membuktikan bahwa solidaritas sesama pendaki yang kuat. Namun kami tak bisa berlama-lama berteduh karena semakin jarang badan bergerak, kemungkinan terserang hipotermia semakin besar. Maka kami pun berpamitan untuk meneruskan perjalanan walau cuaca masih hujan.
Perjalanan dari sabana 2 menuju sabana 1, hampir sama seperti perjalanan dari puncak ke sabana 2.


Klimaksnya adalah saat perjalanan dari sabana1 menuju pos 3. Jalur yang curam, berpasir, dan licin akibat hujan pun kami tempuh dengan merangkak-rangkak. Salah injak sedikit saja, bisa terguling ke bawah dan masuk ke aliran air hujan sampai ke jurang. Disini kita dituntut untuk mengalahkan rasa takut dan saling berkoordinasi agar semua dapat turun dengan selamat. Dengan tergopoh-gopoh, kami semua berhasil sampai di pos 3 dengan selamat tanpa kurang suatu apapun, alhamdulillah.

Perjalanan Pulang : Saya Rindu Kasur
Kami sampai di pos 3 sekitar pukul 14.00 siang. Setelah ganti baju, makan dan bersih-bersih tenda, kami berkemas untuk melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Pukul 15.00 kami memulai perjalanan turun ke basecamp dan membutuhkan waktu yang lebih singkat dibanding saat pendakian. Pukul 18.00 kami tiba di basecamp dan beristirahat.

Malam harinya, sekitar pukul 20.00 kami bergegas untuk pulang ke tembalang. 
Saat sedang melintas di jalan Salatiga yang sepi, ban motor yang saya tumpangi bocor. Alhasil kami harus mencari tambal ban terdekat. Butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan tambah ban karena sepanjang tepi jalan salatiga hampir dipenuhi dengan kebun-kebun ditambah waktu yang sudah cukup larut. Untung masih ada tambal ban yang buka, kami beristirahat sejenak sembari menunggu ban diperbaiki. Kami sampai di titik kumpul Tembalang pada pukul 23.30. Kasur mana? Saya rindu..

Sekian Cerita dari saya. Semoga melalui cerita ini kamu mendapat refensi, dan info mengenai gambaran mendaki gunung merbabu..
(Baca Juga : PT Sri Rejeki Isman (SRITEX) : Kunjungan Perusahaan)

Hananmedia.com berusaha memberikan informasi yang lengkap, berimbang, dan jujur. Menuliskan review yang mengandung 'story and value' berdasarkan pemikiran, opini, dan pengalaman pribadi.

25 komentar

Write komentar
Awaldi Rahman
AUTHOR
February 3, 2016 at 2:26 AM delete

Wah itu sangat disayangkan ya puncaknya sedang berkabut.
pasti kalau enggak lebih terlihat lagi panorama akan keindahannya ya, Bang.
Itu caption fotonya sampai ada cover telenovela sama drama turki dah haha.
Dan... gunung waniti ini bikin salah fokus :D

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
February 3, 2016 at 6:10 AM delete

Enaknya muncak merbabu kita gak bakalan keabisan air karna di sana banyak sumber mata air... Ehh... udah tak follow ya tinggal folback aja diblog saya..

Reply
avatar
Zia
AUTHOR
February 3, 2016 at 6:51 AM delete

Aduuuh kamu kenapa posting ttg pendakian sih?? :D Asli, mendaki itu memang tidak mudah, tapi semua orang bisa mendaki jika tekadnya kuat. Pemandangan di puncak itu lho yang bikin lelah jadi hilang. Ya kan? Ya kan? hehe.. Benar, solidaritas sesama pendaki sangatlah tinggi. Karena kekompakan tim diuji di sana. Aduuuh jadi kangen naik gunung!

Reply
avatar
Rudi
AUTHOR
February 3, 2016 at 11:00 AM delete

hahaha baru tau arti gunung merbabu yang ternyata gunung wanita. gunung cowoknya mana yaa ? kasihan tuh si wanitanya sendirian hehehe

mendaki memang susah, apalagi bagi yang belom berpengalaman. tapi medan (eehh inikan jawa tengah, kenapa jauh ke medan) yang susah tapi setelah itu ada pemandangan yang indah. kelihatan dari fotonya sangat enjoy sekali dan ngak ada rasa lelah. ada beberapa foto yang bagus, ngak tau itu pemandangannya yang bagus atau modelnya yang bagus.

gue sih belom pernah naik gunung, dan banyak yang bilang juga kalo naiknya mudah tapi turunnya ituloh tambah susah

Reply
avatar
lintas
AUTHOR
February 3, 2016 at 2:45 PM delete

yasalaaam, baca yang ginian, gue pegen :'
tapi naik gunung itu yang enak perjalanannya panjangnya ya, pemandangan puncak jadi bonus \m/
disana ada edelweissnya ga ? gue pengen liat itu tuh.

Reply
avatar
February 3, 2016 at 5:22 PM delete

Wah wah wah saya jadi ingin sekali mengunjungi gunung tersebut, dengan semua keindahannya saya jadi sangat terguir untuk mendakinya. Salam Pecinta Alam!

Reply
avatar
Didi
AUTHOR
February 4, 2016 at 5:58 AM delete

Gunung cewek ya, Mas? hmmmph.
Hahahaha.

Biayanya juga nggak begitu memberatkan ya, Mas. Karena lagi tertutup kabut, menurut gue, yang paling bagus waktu berada di padang sabana itu. Keren banget.

Reply
avatar
Bos Informasi
AUTHOR
February 4, 2016 at 8:11 AM delete

Pengen ikut mendaki gan. Mendaki gunung melewati lembah... ke samudra berpetualang. Eh kok Ninja hatori wkwkw. Sayang gan pas berkabut jadi gag bisa melihat puncaknya dengan jelas. Pasti indah kalau berada dipuncak dengan melihat sunset or sunrise

Reply
avatar
February 4, 2016 at 11:41 AM delete

Wah naik merbabu :D
saya mah belum pernah naik ke puncak gunung mana pun..palingan cuma ampe kaki-kaki gunung nya saja, surem sekali yah -___-

Sepertinya puas tuh klo bisa mendaki ampe puncak, hehe
trus ambil foto2 di sana, kan bisa menjadi suatu kebanggan :D

Reply
avatar
February 4, 2016 at 7:26 PM delete

Pengen tapi apa daya udah emak heheee. Duluu cuma yg dkt, paling gunung di jabar.. seru yaa, mas2 yg kasih tumpangan ngga di foto yaaa? :D

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:43 PM delete

Iya sayang bgt tertutup kabut tp gpp lah

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:45 PM delete

Hah coba naik gunung gan biar pernah

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:45 PM delete

Ada kak bnyk bgt malah edelwis di merbabu

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:47 PM delete

Bener di padang sabana mmg bagus

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:48 PM delete

Kalo digunung biasanya liat sunrise gan. Kalo sunset enakan di pantai

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:49 PM delete

Bukan sebagai kebanggaan mas. Hanya sebagai pengalaman dan kenangan nnt

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
February 5, 2016 at 9:50 PM delete

Haha enggak saya lupa memfoto nya

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
February 7, 2016 at 1:31 AM delete

My trip my adventure :)

Terimakasih atas artikelnya :)

Pastinya ada banyak traveler yang njadiin artikel inisebagai penduan mereka saat ke Gunung Merbabu :)

Reply
avatar
ERPA
AUTHOR
February 9, 2016 at 2:43 PM delete

Kira-kira apa yang ada di pikiran orang yang pertama kali memberikan nama gunung merbabu ya.hahahaha

Wuihhh keren banget...baik gunung rame-rame pasti kebersamaannya terasa banget ya.dan pasti jadi mengenal karakter temen sendiri.:D
Pengen sekali-kali ngajak temen seangkatan dulu naik gunung,cuma di daerah gue gunungnya belum banyak di explore, nekad berangkat bisa tersesat.hahaha

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
March 27, 2016 at 5:33 PM delete

hehe iya makasih ya.. :)

Reply
avatar
Hanan M
AUTHOR
March 27, 2016 at 5:34 PM delete

haha harus berhati-hati kalo gitu :)

Reply
avatar

Setelah baca, jangan lupa tinggalkan jejak ya kawan.. :)