Hanya Memberi Tak Harap Kembali..
Malam ini gw mau bagi cerpen hasil karya gw lagi :D
seperti biasa, gw nemu ni cerpen di flasdisk gw. Kalo cerpen cinta monyet gw bikin buat tugas bahasa Indonesia, kalo cerpen ini gw buat untuk lomba kelas dalam memperingati hari ibu waktu kelas X dulu. Dan cerpen ini bukan dari pengalaman siapa2 karena gw mengarang bebas. entah gw dapet ide cerita dari mana.
Lagi-lagi gw heran kenapa gw dulu bisa mbuat cerpen se melow ini.
Gw baca lagi ni cerpen gak terasa mata gw sampe berkaca2 dan berbeling2 [halah].
Langsung saja
Cekidot..
PENGORBANAN EMAK
by Hanan Mhdsyah

Mak Narti dan Anto
adalah salah satu keluarga di perkampungan kumuh dan kotor. Rumah mereka hanya
beralaskan tanah,berdinding kardus dan beratapkan jalan layang nan bising.
Kardus bekas yang berlumut,robek,dan tak layak pakai menjadi tempat bernaung
mereka selama puluhan tahun. Sungguh pemandangan yang sangat kontras dengan berdirinya
gedung-gedung pencakar langit yang mengeliling rumah mereka.
Seperti biasa,Anto selalu membantu
emaknya mengais rezeki dari sisa konsumsi masyarakat. Sekedar dapat kardus
ataupun bekas botol air mineralpun tak pernah mereka sia-siakan. Tak ada pilihan
lain bagi mereka selain melakoni pekerjaan itu. Kadang terbesit difikiran Anto
untuk merubah nasib. Apa gunanya menjadi pemulung terus menerus, sedang tenaganya masih
sanggup untuk menopang dan menegakkan tulang-tulang punggungnya.
♦ ♦ ♦
“Nak... apa kamu yakin dengan semua
ini?” tanya emak.
“Iya mak,tekat Anto ini sudah bulat dan matang, jadi ku mohon agar emak merestui”
“Nak, apa kamu sudah tak sayang lagi sama emak? Emak ini sudah tua nak,
emak tidak mau kamu meninggalkan mak sendiri seperti bapakmu itu! Mak sayang
kamu... emak gak mau kehilangan orang yang emak sayang untuk yang kedua
kalinya”
“Mak, Anto pun sangat sayang sama emak, mak jangan berkata seperti itu.
Anto janji mak,Anto tidak akan ngecewain emak.Anto cuma ingin bahagiain emak..cuman
itu mak” Pinta Anto sambil menitihkan air mata.
“kalau kau ingin membahagiakan emak,cukup disini saja.Temani mak dan selalu
bersama emak itu sudah membuat emak bahagia. Toh cari kerja disini juga tak terlalu buruk
nak, perut kau bisa kenyang dan kau dapat selalu bertemu emak. Apakau
sudah tak mau tinggal dengan mak lagi nak?”
“Tidak mak, Anto sangat sayang sama emak,sangaaat sayang. Cari kerja disini
sama saja dengan masuk kedalam lubang yang sama.Tak ada yang bisa
diharapkan! modal tak punya, ijasah SD tak dapat. Melamar pekerjaan bagai mandi
tak basah mak, semua akan sia-sia. Paling Anto hanya bisa jadi peliharaan dan budak
orang-orang gedongan. Berbeda bila Anto bekerja disana. Kata teman Anto, orang
bodoh pun bisa jadi pintar disana, orang dengan ijasah TK-pun bisa jadi orang
setingkat senayan. Dan Anto janji
mak, kalau Anto menjadi orang yang sukses disana, orang yang pertama Anto
bahagiakan adalah emak. Anto akan selalu ingat emak” Bujuk Anto.
Namun emak hanya
bisa diam terpaku sambil menitihkan air mata. Emak sudah enggan mengeluarkan
kata-kata lagi.
“Maak.. emak jangan menagis mak. Anto janji mak.. dan emak tak usah
menghawatirkan Anto, Anto sudah besar mak, 16tahun sudah usia Anto, Anto bisa
jaga diri disana dan emak tak perlu memberikan pesangon apapun buat anto, anto
dapat pinjaman dari teman dan teman anto yang akan mengantarkan anto sampai
tujuan, meskipun cara yang ditempuhnya ilegal, tapi anto yakin akan baik-baik
saja mak..”
“kapan kamu berangkat?” tanya emak.
“Besok pagi mak... aku mohon emak merestuinya..”
Entah apa yang
dipikirkan emak, emak bergegas membuka lemari dan mengambil sebuah foto.
Satu-satunya foto yang mereka miliki, dan emak menyobeknya.
“Ambillah nak. emak hanya bisa
memberikan ini”
“Ap....apa ini mak?”
“Ini adalah foto kita berdua. Foto ini sengaja emak sobek karena emak ingin
memberikannya untukmu. Kamu simpan sebagian foto yang bergambar emak, dan
sebagian lagi yang bergambar kamu akan emak simpan. Jagalah baik-baik foto ini
nak. Selau simpan dalam hatimu. Jika kau tengah sendirian atau mendapat
kesulitan disana, berdoalah! jangan
takut dan jangan menyerah. Pejamkan matamu, sebut nama ibu bapakmu, rasakan
kehadirannya dihatimu, karena doaku selalu menyertaimu.”
Merekapun saling
berpelukan. Air mata mereka saling pecah mengalahkan suara krik jangkrik pada heningnya malam. Meskipun berat, namun akhirnya
emak merelakan anak semata wayangnya pergi meninggalkannya sendiri. Ia selalu
berdoa untuk keberhasilan anaknya itu.
♦ ♦ ♦
12tahun sudah semenjak anak
kesayangannya pergi, emak menjalani hari-harinya dengan sepi dan sendiri. Tak
ada kabar didengarnya atau sekedar surat yang menanyakan kabarnya. Ia selalu menyendiri,
menatap pandangan kosong ke arah daun pintu berharap ada sesosok pria memakai
jas dasi nan gagah menghampirinya. Ingin sekali ia pergi menyusulnya. Namun,
tubuh rentan serta kantongnya diam tak dapat menjawab semua angannya.
Mengumpulkan kayu di hutan adalah rutinitasnya sekarang. Ya, sekarang emak
tidak tinggal dikota lagi. Istana kardusnya telah digusur dan dienyahkan karena
mengurangi keindahan kota. Terpaksa emak harus mengungsi ke desa asalnya.
Disana emak tinggal di sebuah gubuk bekas kandang kambing dekat hutan. Dingin, panas,
dan sakit harus ia lewati sendiri.
Muncul secercah harapan, ketika
terdengar kabar sejumlah saudagar kaya dari tanah Jiran tengah singgah di desa
emak. Mereka menetap selama beberapa hari di desa itu. Dan salah satu saudagar
itu bernama Anto. Emakpun bergegas pergi menuju rumah penginapan para saudagar.
Sesampainya disana, emak bertemu dengan seorang penjaga penginapan tersebut.
“Ma..maaf..,bolehkah saya bertemu dengan seseorang yang bernama Anto? Ini
penting sekali pak, tolong izinkan saya masuk” pinta emak.
“Maaf, kalau boleh tahu,
Anda mempunyai kepentingan apa disini?”
“Saya..saya... ibunya Anto pak... 12tahun sudah saya merindukan dia.. saya
ingin sekali bertemu dia pak”
“Oh..
baiklah, silahkan masuk bu..silahkan..”
“Terimakasih
pak..terimakasih..”
Emakpun masuk dan segera mencari Anto yang tengah
berkumpul dengan teman-teman sejawadnya.
“An..anto
anakku... benarkah itu kau Anto.....?”
“Emak..”
ucap Anto lirih.
“Anto, siapa dia?
Apa kau kenal dengan pengemis ini? Mengapa pengemis ini mengaku-ngaku ibu kamu?
Jadi ibu kau pengemis toh?” tanya salah satu teman Anto.
“Bu..buu...bukan!!
aku tak kenal siapa dia! Dia bukan ibuku! Ibuku sudah mati!” bentak Anto
“Antoo... ini emak
nak... ini emak.. emak belum meninggal.. tega sekali kau berkata sekeji itu
pada emak..”
“Siapa kau?? Dasar
gembel! Tak tahu malu kau datang mengaku-ngaku menjadi ibuku! Apa tujuan kamu?
Heh? Uang? benarkan uang? ini uang buat kamu dan sana pergi jauh-jauh!”
Karena malu pada teman-temannya, anto melupakan semua
janji-janjinya pada emak. Betapa sakitnya hati emak, bagai ditusuk sepuluh
belati yang menembus hati emak. Tak terhitung berapa air mata yang terjatuh
disepanjang pejalanan pulang. Ia sungguh tak menyangka dengan kejadian tadi.
Sekarang ia hanya bisa pasrah dan berdoa agar Snto dibukakan kembali pintu
hatinya.
7hari
telah berlalu. Namun air mata emak belum jua kering. Meskipun emak telah
memaafkan Anto, namun bekas luka dihati emak masih menganga. Walaupun demikian,
emak tetap sayang pada Anto, karena bagaimanapun juga, Anto adalah buah hati
emak, darah daging emak yang selalu menjadi nomor satu buat emak.
Luka
emak tak sampai disitu. Hatinya semakin remuk setelah mendengar bahwa seorang
saudagar kaya yang bernama Anto mengalami kecelakaan saat tengah mengendarai
mobil. Matanya terkena benda tumpul, sehingga terancam buta permanen. Kebutaan
mata yang berawal dari kebutaan hati.
♦ ♦ ♦
Perban yang menutupi mata Anto itu
sudah kering. Perlahan tapi pasti, dokter mulai membuka perban itu. Detak
jantung Anto serasa bertambah cepat. Dan dalam hitungan mundur, dokter menyuruh
anto untuk membuka matanya. Tiga..... dua...... satu..... dan bahagialah Anto!
Matanya kembali berfungsi, penglihatan terang dan berwarna. Namun masih ada
penjanggal dalam hati anto yang selama ini ia pendam.
“Dok, kalau boleh saya bertanya, siapakah orang yang rela mendonorkan
matanya untuk saya dok? Bolehkah saya bertemu dengan salah satu keluarganya?
Saya ingin sekali berterimaksih. Entah dengan apa saya harus balas budi
dengannya”
“Emm... begini saudara Anto.. selama anda dirawat di rumah sakit ini, ada
seorang wanita tua yang selalu membesuk anda. Ia selalu membawa sekuncup bunga
mawar dan meletakkannya di vas bunga dekat tempat tidur anda. Siang hingga malam
sampai paginya lagi, ia selalu disisi anda. Tak jarang saya melihat wanita tua
itu sholat, mengaji, bertahajud, berdzikir, dan berdoa disini. Disetiap doanya,
ia selalu memohon agar anda diberi kesembuhan, bahkan kalau boleh, ia selalu
meminta pada Tuhan agar sakit yang anda derita dipindahkan ke tubuhnya agar
anda bisa sehat dan bahagia. Ia sepertinya sangat menyayangi anda. Dia rela
menahan kantuk, lelah dan lapar demi menjaga anda seorang. Ia sangat
menghawatirkan anda. Bahkan..”
“Bahkan.. apa dok?” tanya anto.
“Bahkan wanita tua itu meminta kepada saya agar saya mau mengambil sepasang
bola matanya untuk diberikan kepada anda. Namun saya menolak, karena syarat untuk
mendonorkan mata adalah pendonor haruslah dari orang yang sudah meninggal serta
keluarga pendonor harus mensetujuinya. Tapi wanita tua itu tetap kekeh pada
pendiriannya untuk mendonorkan matanya.. dan....”
“Dan apa dok? Ayo ceritakan semuanya pada saya! Ku mohon!” desak anto sambil
menangis.
“dan.. wanita tua itu ditemukan tewas di toilet rumah sakit. Dia bunuh diri
dengan seutas tali yang melilit lehernya. Namun bukan karena putus asa ia bunuh
diri. Di saku celananya, ditemukan sepucuk surat dan wasiat yang berisikan
tentang keinginannya mendonorkan sepasang bola matanya untuk anda. Ia bunuh
diri agar bisa mendonorkan matanya. Karena andalah satu-satunya kesayangannya,
karena andalah satu-satunya harta yang paling berharga buatnya. Dan ia juga berpesan
agar anda menjaga bola mata itu. Jangan nodai mata itu dengan tangisan dan
kesedihan anda. Karena kebahagiaan anda adalah kebahagiaannya juga. Dan ini adalah
surat yang beliau tinggalkan untuk anda”
Sambil membaca surat itu, Anto hanya bisa menangis,
diam, lemah tak berdaya. Ia sungguh menyesali perbuatannya waktu itu. Ia belum
sempat membahagiakan emak seperti janji-janjinya dulu. Ia belum sempat memeluk,
mengucapkan terimakasih dan meminta maaf pada emak. Ingin sekali ia memutar
waktu kembali. Namun nasi sudah menjadi bubur, semua itu sudah terlanjur. Hanyalah
surat yang emak tinggalkan.
Anakku.. maafkan bila selama ini emak tak bisa
membahagiakanmu.
Maafkan semua kesalahan
emak..emak bukanlah orang tua yang baik untukmu. Pantas bila kau benci pada
emak nak.. namun, emak ingin kamu tahu, emak sangat sayang padamu, kaulah
segalanya bagi emak, kamulah hidup dan mati emak. Emak tak bisa hidup tanpamu. Emak
tidak menginginkan apa-apa dari kamu nak. Emak hanya ingin kau bahagia. Itu
sudah cukup buat emak. Saat kau baca surat ini, pasti kau sudah sembuh kan nak?.
Kau pasti sudah bisa melihat lagi kan? Berterimakasihlah pada Tuhan nak, karena
ini semua mukjizat dariNya. Maafkan semua kesalahan emak, maafkan karena emak
selama ini tidak bisa membuatmu bahagia. Sekarang emak akan pergi jauh, tak
usah kau cari emak. Maaf karena emak tidak berpamitan denganmu. Hanya 1
pesan dari emak, jadilah anak yang
sholeh serta selalu rendah hati. Semoga kau bahagia.....
Selesai

17 komentar
Write komentarGambar penutupnya ngena banget ke hati, cerpennya juga keren :)
Replykeren blognya....
ReplyGambarnya nemu di page FB padahal..
Replyhaha.. makasih :)
Haha.. makasih :)
Replyblognya kamu jg bagus ko.. :)
Menyedihkan T.T
Reply:(
Replysalam kenal, kunjungan pertama
Replyitu quote dri foto terakhir "makjleb banget"
orang tua memang tak mempunyai pengetahuan lebih,mereka hanya memikirkan anak-anaknya bisa lebih baik dari mereka, itu saja #aku suka
Tes..tes...tes...
ReplyAir mataku mengalir ketika membacanya T_T
Cerpennya penuh makna.
Salam kenal :)
Kunjungan perdana juga
saya suka cara menyampaikan pesannya
Replytapi sayangnya ibunya harus bunuh diri, sangat disayangkan
Miris :))
ReplySalam kenal juga :)
Replymakasih udah mbaca cerpennya.. sampe menangis lagi..
Replysalam kenal juga :)
Hehe.. aku jg gak tau dulu dapet ide kayak gitu dari mana :D
ReplyMiris tapi emotikonnya ketawa... aneh memang :D
Replysedih banget, awal2 ceritanya di sadur dari Malin Kundang ya, tetapi di ujungnya si emak bukannya mengutuk malah memberikan matanya :(
Replyhaha.. awalnya emang dapet inspirasi dari malin kundang cuman tak bikin beda endingnya :D
Replycerita yg sangat mengharukan..... tpi endingnya mengerikan.,....
ReplySetelah baca, jangan lupa tinggalkan jejak ya kawan.. :)